ANTARA PEMIMPIN DAN PEMIMPIN
Napoleon Bonaparte adalah seorang petarung besar yang
disebut sebagai Singa Prancis. Ia tidak kenal takut di medan perang. Ia amat
mencintai Negeri dan Bangsanya. Dan senantiasa mengagung-agungkan bendera
Negaranya.
Tetapi, akhir nasibnya sangat mengenaskan. Ia ditangkap dan
dibuang ke Pulau Elba, sebuah Pulau kecil dan terpencil.
Di sana Napoleon diserang penyakit malaria yang tak kenal
kasihan. Sakitnya parah dan tidak terobati.
Dalam sekaratnya, nama siapakah yang diucap-ucap oleh
pemimpin besar itu? Apakah Bangsanya? Negaranya? Ataukah rakyatnya, yang konon
sangat dicintainya?
Bukan...
Waktu mau mati, Napoleon Bonaparte justru memanggil-manggil
nama kekasih hatinya, “Josephine... Josephine...”
Lau, siapakah yang tidak mengenal Adolf Hitler, sang Fuhrer
dari Jerman yang amat ditakuti? Bila matanya menatap tajam, berarti darah
mengalir. Bila telunjuknya menuding, berarti ratusan ribu manusia tidak berdosa
dibantai di kamar gas. Bila mulutnya berteriak, berarti ratusan Bom meledak,
menghancurkan gedung-gedung dan menimbulkan ratap tangis.
Ia mengaku paling jaya. Ia menganggap bangsanya kaum Aria
adalah ras yang paling mulia. Ia merasa berhak menyebarkan maut dan malapetaka.
Tetapi apa yang terjadi pada waktu ia sudah dikalahkan dan
bersembunyi di dalam sebuah Bunker gelap di kota Berlin? Apakah sebelum
melakukan bunuh diri ia memeluk bendera Swastika yang dipujanya? Apakah ia
menyebut-nyebut negeri dan bangsa Jerman yang konon dicintainya?
Tidak...
Yang disebut-sebut namanya oleh Hitler tatkala hendak nekat
menembak dirinya adalah Eva Braun, kekasihnya.
Tidak demikian yang tercatat dalam detik-detik penghabisan
seorang pemimpin besar lainnya, Nabi Muhammad saw. sang kekasih Allah, yang
kedatangannya merupakan Rahmat bagi seisi alam. Waktu hendak wafat, yang
diseru-seru lewat bibirnya yang keluar bukan anak tercintanya, Fatimah, bukan
cucu-cucunya tersayang, dan bukan pula istrinya. Rasulullah justru
memanggil-mangil ,”Umatku... Umatku...”
Dengan mengucap-ngucap umatnya itulah beliau meninggalkan
dunia yang fanah ini. Cintanya kepada umatnya dibawahnya hingga keliang Lahat
dan kedalam alam keabadian.
Bagaimanakah dengan kita yang mengaku sebagai Umatnya??? Adakah
hati kita, bibir kita dan lisan kita
sering mengucap-ucapkan kerinduan kepadanya???
Sumber : 30 Kisah Teladan (K.H. Abdurrahman Arroisi)
Jangan Lupa, Likes, Follows and Comment Us! 👇👇👇
Bermanfaat pa
ReplyDeleteMasyaAllah........
ReplyDeleteJadi rindu sama Rasulullah..
ReplyDeleteMakasi pa bermanfaat
ReplyDeletePemimpin terbaik sepanjang masa.......
ReplyDelete