IBUNDA
AISYAH BINTI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA
Wanita yang Paling Cerdas di Muka Bumi
(karya novel Ahmad Abdul Aziz Al-Hushain)
Bagian ke-4
![]() |
Wanita-wanita Penghuni Syurga |
Season sebelumya
Anas bin Malik ra.
meriwayatkan bahwa cinta pertama yang tumbuh dalam Islam adalah kecintaan
Rasulullah saw. kepada Ibunda Aisyah ra. Diceritakan dalam Sunan Imam Tirmidzi bahwa seorang lelaki mencela Ibunda Aisyah ra.
dihadapan Ammar bin Yasir. Ia pun berkata kepadanya, “Enyahlah kamu....adakah
kamu menyakiti kekasih Rasulullah saw.? Rasulullah saw. pernah berkata kepada
Ummu Salamah, janganlah engkau sakiti aku dalam diri Aisyah. Sungguh, tidak
pernah Allah menurunkan wahyu kepadaku ketika aku sedang berada dalam selimut,
selain di dalam selimutnya.”
Ibnu Majah meriwayatkan
hadist dari Ibunda Aisyah ra, “Suatu ketika, Rasulullah saw. menyaksikan sikap
Shafiyah binti Huyay bin Akhtab yang kurang berkenan terhadap diriku. Shafiyah
berkata kepadaku “Wahai Aisyah, apakah engkau berkenan meminta Rasulullah saw.
agar memaafkanku? Maka, jatah hariku bersamanya aku berikan kepadamu.” ‘Boleh’
jawabku.
Maka, akupun mengambil
kerudung miliknya yang telah dilumuti minyak za’faran yang telah diaduk dengan sedikit air. Aku duduk disamping
Rasulullah saw. ‘Hai Aisyah, menjauhlah dariku. Sekarang bukan giliranku
bersamamu!’ tegas Rasulullah saw. kepadaku.
“Ini adalah karunia
Allah bagi siapa yang dikehendakin-Nya,’ jawabku.
Kemudian kujelaskan
duduk perkaranya kepada Rasulullah saw. akhirnya, beliau berkenan untuk
memaafkan Shafiyah binti Huyay.”
Season selanjutnya
Ilmu, Hadits, dan Hukum
yang Diajarkannya.
Tidak dipungkiri bahwa
Ibunda Aisyah ra. adalah wanita yang paling paham tentang hukum Islam. Dia
adalah istri Rasulullah saw. yang paling cerdas dan paling banyak menghafal
hadist-hadist Nabi saw. Dia telah menyelami samudra ilmu agama yang bersumber
dari Al-Quran, Sunah dan Fiqih.
Imam Hakim berkata
“Seperempat dari hukum-hukum syariat dinukil darinya.” (Al-Mustadrak, Imam Hakim)
Kamar Ibunda Aisyah ra.
menjadi majelis ilmu bagi para penuntut ilmu pengetahuan dari berbagai pelosok
negeri. Beliau membuat tabir penyekat yang memisahkan antara dirinya dengan
para lelaki yang bukan mahramnya.
Ibunda Aisyah ra.
menyaksikan langsung peristiwa turunnya wahyu kepada Rasulullah saw. beliau
menuturkan, “Aku menyaksikan Rasulullah saw. sedang menerima wahyu ketika cuaca
di luar sangat dingin. Badannya menggigil hebat. Air keringat mengalir
membanjiri keningnya.” (h.r.
Bukhari.)
Ibunda Aisyah ra.
senantiasa bertanya dan berdiskusi tentang suatu permasalahan. Beliau
menuturkan, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang ayat ini, ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang
mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut.’ Apakah mereka orang-orang
yang meminum Khamr dan mencuri?”
Rasulullah saw.
menjawab, “Bukan, wahai putri Ash-Siddiq. Tetapi mereka adalah orang-orang yang
takut amalnya tidak diterima oleh Allah, “Mereka
itulah orang-orang yang bersegera dalam melakukan kebaikan, dan mereka pulalah
yang terlebih dahulu mendapatkannya.” (h.r. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Apabila para sahabat
Rasulullah saw. berbeda pendapat tentang sesuatu, mereka mendatangi rumah
Ibunda Aisyah ra. untuk bertanya dan memastikan kebenaran dan kekuatan dalil
atau hadist yang bersangkutan.
Qasim bin Muhammad bin
Abu Bakar (keponakannya) menuturkan bahwa Ibunda Aisyah ra. punya kebebasan
berfatwa pada masa Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman. Hingga beliau meninggal
dunia.
Abu Salamah bin
Abdurrahman berkata,”Aku belum menemukan seorangpun, selain Aisyah ra. yang
paling tahu akan hadist Rasulullah saw, yang lebih paham terhadap hukum ketika
dibutuhkan;dan yang lebih paham tentang sebuah ayat berkenaan dengan apakah
diturunkan.”
Adalah Urwah bin
Zubair... Ia kagum akan keluwesan ilmu dan kekuatan hafalan Ibunda Aisyah ra.
Ia berkata”Selama aku menyertai Aisyah ra, aku belum pernah menemukan
seorangpun selain dirinya yang lebih tahu tentang hal yang berkenan dengan
diturunkannya sebuah ayat; yang lebih paham tentang ibadah wajib atau sunah
yang dianjurkan; tentang syair dan hari-hari bersejarah bagi bangsa Arab; juga
tentang ilmu nasab; keputusan hukum pengadilan, dan pengetahuan medis.”
0 Response to "Wanita-wanita Penghuni Syurga"
Post a Comment