Wanita-wanita Penghuni Syurga

IBUNDA 
AISYAH BINTI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA
Wanita yang Paling Cerdas di Muka Bumi
(Karya Novel Ahmad Abdul Aziz Al Hushain)

Bagian Tiga

Wanita-wanita Penghuni Syurga
Wanita yang dirindukan di syurga


Season yang lalu Ibunda Aisyah ra, bertutur, “Rasulullah saw. menikahiku pada bulan syawal dan berkumpul denganku juga pada bulan syawal. Maka, isteri Rasulullah saw . yang manakah yang lebih mulia dariku disisinya?” (Musnad Ahmad, 62/54, 206. dan Shahih Muslim, hadist ke-1423).

Kekasih Rasulullah saw
Rasulullah saw. sangat mencintai sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dialah orang yang senantiasa menyertainya dalam menyebarkan dakwahnya. Karena itu, Allah swt. Menyemaikan kecintaan dilubuk hati Rasul-Nya kepada sahabatnya itu.

Suatu ketika, Rasulullah saw. mengutus ‘Amr bin Ash sebagai komandan pasukan dalam sebuah peperangan. Ia pun kembali dengan membawa kemenangan besar untuk kaum muslimin.
“Wahai Rasulullah ... Siapakah orang yang paling engkau cintai?” tanya ‘Amr bin Ash kepada Rasulullah saw. “Aisyah,” jawab Rasulullah saw.

“Kalau dari kaum lelaki?” ia kembali bertanya. “Ayahnya,” tegas Rasulullah saw. (Siyaru a’lami An-Nubala’, vol.2 hlm. 142,Shahih Bukhari, hadist ke-4358, dan Shahih Muslim, hadist ke-2384)
Ibunda Aisyah ra.pun sangat mencintai Rasulullah saw. bahkan, ia berharap untuk mendapatkan keturunan darinya, seprti yang didapatkan oleh Ibunda Khadijah ra. akan tetapi, takdir Allah swt.berbeda dengan yang ia harapkan.

“Panggillah aku dengan bapak anak saudaramu, Abdullah bin Zubair!” kata Rasulullah saw. kepadanya. Sejak saat itu, Ibunda Aisyah ra.dikenal dengan panggilan Ummu Abdillah.
Rasulullah saw. sangat mencintai dan memuliakan Ibunda Aisyah ra, karena ia memilih kehidupan akhirat daripada dunia yang tidak abadi, yaitu ketika Rasulullah saw. membacakan firman Allah swt, “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,’Jika kamu menginginkan kehidupan didunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar aku berikan mut’ah (kesenangan) dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu menginginkan Allah dan Rasul-Nya dan kehidupan akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik diantara kamu”. (Al-Ahzab ;28-29)
Ibunda Aisyah ra. menjawab, “Aku hanya menginginkan Allah dan Rasul-Nya. Juga negeri akhirat yang abadi.”
“Cukup bagimu mengenal wanita kaum mukminim : Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah isteri Fir’aun. Dan keutamaan Aisyah di atas para wanita laksana keutamaan bubur daging diantara jenis makanan yang lain,” jelas Rasulullah saw. setelah mendengar pernyataan isterinya, Aisyah ra. (Usdul Ghabah, Ibnu Atssir)

Bahkan, terkadang Rasulullah saw. bercengkrama dengannya dan mempergaulinya dengan lembut serta penuh kasih sayang. Dikisahkan bahwa suatu ketika, Rasulullah saw. berlomba lari dengan Aisyah ra dan ternyata beliau kalah cepat dengannya. Hingga pada arena yang lain, setelah tubuh Ibunda Aisyah ra, bertambah berat, Rasulullah saw. berhasil mengunggulinya.
“Wahai Aisyah, ini untuk membayar kekalahan yang dulu,” kata Rasulullah saw. setelah berhasil mengalahkannya. (h.r.Abu Daud, hadist ke-2578. Ibnu Majah, hadist ke-1979. Nasa’i, vol.2 hlm. 74)
Rasulullah saw. selalu berdoa untuknya,”Ya Allah, ampunilah dosanya yang telah lampau dan yang akan datang. Juga dosa yang disembunyikan dan dilakukan secara terang-terangan olehnya.”
Doa tersebut membuat Ibunda Aisyah ra. merasa senang dan bahagia. Bahkan, kepalanya sampai tertunduk karena tak kuasa menahan senyum dan tawa.
Menyaksikan hal tersebut, Rasulullah saw. berkata,”Demi Allah, itu adalah doaku kepada Allah untuk semua umatku disetiap shalatku.”

Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa cinta pertama yang tumbuh dalam Islam adalah kecintaan Rasulullah saw. kepada Ibunda Aisyah ra. Diceritakan dalam Sunan Imam Tirmidzi bahwa seorang lelaki mencela Ibunda Aisyah ra. dihadapan Ammar bin Yasir. Ia pun berkata kepadanya, “Enyahlah kamu....adakah kamu menyakiti kekasih Rasulullah saw.? Rasulullah saw. pernah berkata kepada Ummu Salamah, janganlah engkau sakiti aku dalam diri Aisyah. Sungguh, tidak pernah Allah menurunkan wahyu kepadaku ketika aku sedang berada dalam selimut, selain di dalam selimutnya.”

Ibnu Majah meriwayatkan hadist dari Ibunda Aisyah ra, “Suatu ketika, Rasulullah saw. menyaksikan sikap Shafiyah binti Huyay bin Akhtab yang kurang berkenan terhadap diriku. Shafiyah berkata kepadaku “Wahai Aisyah, apakah engkau berkenan meminta Rasulullah saw. agar memaafkanku? Maka, jatah hariku bersamanya aku berikan kepadamu.” ‘Boleh’ jawabku.
Maka, akupun mengambil kerudung miliknya yang telah dilumuti minyak za’faran yang telah diaduk dengan sedikit air. Aku duduk disamping Rasulullah saw. ‘Hai Aisyah, menjauhlah dariku. Sekarang bukan giliranku bersamamu!’ tegas Rasulullah saw. kepadaku.
“Ini adalah karunia Allah bagi siapa yang dikehendakin-Nya,’ jawabku.
Kemudian kujelaskan duduk perkaranya kepada Rasulullah saw. akhirnya, beliau berkenan untuk memaafkan Shafiyah binti Huyay.”

Sampai disini dulu ya kaka, semoga ada manfaat. Aamiin. sampai bertemu di season selanjutnya ya kaka dalam kisah Ilmu, Hadits, dan Hukum yang Diajarkannya.


red continue ...(Tunggu sampai berwarna biru ya kaka.. )
Jangan Lupa Likes, Follows and Comment as!👇👇👇

Silahkan Share di bawah 👇👇👇:

0 Response to "Wanita-wanita Penghuni Syurga"

Post a Comment